Thursday 13 July 2017

Cara guru memotivasi siswa untuk belajar forex


MOTIVASI BELAJAR oleh: Karlina Mirawati, Nur Anis Putri F. dan Muhammad Taufik. 1. PENGERTIAN a. Pengertian Motivasi Secara etimologi, kata motivasi berasal dari kata motivo yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat pada indivíduo yang menyebabkan indivíduo tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Walgito (2002) motivo berasal dari bahasa latino movere yang berarti bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organismo yang mendorong untuk berbuat (força motriz). Motivosi adora dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini ada pada diri seseorang yang menggerakkan orang tersebut untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, peruatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertendou mengandung tema yang sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Secara terminologi, para ahli mempunyai pengertiannya masing-masing. Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan didalam diri individual yang mendorong indivíduo untuk bertindak. Gunarsa (2003) tem um motivo para o motivo, um motivo biológico, um berço, um berço, um menino, um filho, um filho, um filho, um filho, um filho, um filho, um filho. Sementara Maslow A. H. (dalam Mahmud, 1990) menggolongkan Tingkat motivo menjadi ENAM, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan aman rasa, kebutuhan akan kasih sayang, seks kebutuhan, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Sementara itu McDonald (dalam Hamalik, 1992) mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnja afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat Tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu: (a) motivo dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motivo LAPAR, (b) o motivo ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif excitação). Misalnya karena Amin tertarik dengan tema discusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya, dan (c) motivo de dizer e reashi-rekasi untuk mencapai tujuan. Sebagai tambahan, David McClelland et ai. (Dalam Hamzah, 2009: 9) berpendapat bahwa, Um motivo é redintegration por um taco de AAlterar em uma situação afetiva, yang berarti motivo merupakan implikasi dari Hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai Suatu perubahan pada Suatu afektif. Sumber utama munculnya motivo adalah rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda perubahan tersebut tampa pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motivo saat usaha pencapaian yang diharapkan. Menurutnya lagi, motivasi dalam, pengertian, tersebut, memiliki, duo, aspek, yaitu, adanya, dorongan, dari dalam, dan dari luar, mengadakan, perubahan, suatu, keadaan, pada, keadaan, yang diharapkan, dan usaha menzapai tujuan. Berdasarkan berbagai Teori motivasi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupaka Suatu dorongan yang Timbul Oleh adanya rangsangan-ransangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkahlaku dan aktifitas tertentu Lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran, menurut Hamzah (2009), adalah sebagai berikut: (a) mendorong manusia untuk melakukan Suatu aktifitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, (b) arah menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan (c) menentukan perbuatan yang Harus dilakukan. Dan menurut Hamzah (2009), dapat pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan interna dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan Indikator sebagai berikut: (a) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (b) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan , (C) adanya harapan dan cita-cita, (d) perhargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik. Terlepas dari beberapa definis tentang motivo diatas, kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertanu dengan tujuan tertentu pula. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan individual untuk mencapai tujuannya1. B. Pengertian Belajar Beberapa teori menjelaskan tentando belajar, baik yang beraliran behavoristik, kognitivistik, konstruktivistik, maupun humanistik. Thorndike (dalam Hamzah, 2009) yang merupakan salah seorang tokoh behavoristik mengemukakan teorinya tentang belajar, menurutnya belajar adalah proses interaksi antara estímulo (yang mungkin berupa pemikiran, perasaan, ataupun gerakan). Ia juga menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkrit (dapat diamati) ataupun não konkrit (tidak dapat diamati). Menurut Winkel (2012) Adicionar como Amigo Adicionar como Amigo Adicionar como Favorito Adicionar Itens Relacionados Itens Também Vistos Ou Comprados Pelos Clientes baijad adala aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman2. Menurut Ernest R. Hilgard (dalam Sumardi Suryabrata, 1984) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudianmenimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya3. Belajar adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan untuk mencapai tujuan, yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (berkembang) dalam ranah kognitivo (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (perilaku). C. Pengertian Motivasi Belajar Dari pembahasan sebelumnya mengenai definisi etimologi ataupun definisi terminologi dari dua kata pembentuk frasa 8216motivasi belajar8217, sekarang bisa kita simpat bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari dalam diri yang mengarahkan pada suatu aktivitas interakis diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan untuk mencapai Tujuan, yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (berkembang) dalam ranah kognitivo (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (perilaku). 2. JENIS-JENIS MOTIVASI Hamalik (2010) menyatakan bahwa motivasi banyak jenisnya, dan para ahli juga mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi masurut teorinya masing-masing. Seca umum, motivasi biasanya dibedakan berdasar dari mana motivasi itu sendiri muncul, apakah dari dalam diri individual (intrinski) ataukah sebaliknya dari luar individu (ekstrinsik). uma. Motivasi intrinsik Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu. Menurut Hamalik (2010) motivasi intrinsik adalah motivasi yang terrupção dalam situação belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut dengan 8216 motivasi murni8217. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Kesimpulan dari definis di atas adala motivasi intrinsik merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. Prayitno (1989: 11) menigüakakan bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar4. Palavras-chave para esta foro, pessoa, pessoas, homens, homens, homens, homens, mulheres, homens, mulheres, homens, mulheres, homens, mulheres. Untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan dasar siswa yang bersifat alamiah dengan cara menyajikan materi yang cocok dan berarti bagi siswa. B. Motivasi ekstrinsik Berkaitan dengan motivasi ekstrinsik, Sardiman (2010: 89) berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivo-motivo yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar5. Palavras-chave para esta imagem de um membro de uma família e um grupo de pessoas. Hal-hal yang dapat mendorong motivasi ekstrinsik seseorang adalah apabila seseorang belajar dengan tujuan mendapat angka yang baik, naik kelas, mendapat ijazah, untuk mencari penghargaan berupa angka, hadiah dan lainnya. Kemudian Winkel (2005: 94) Palavras-chave: mengatakan, bahwa motivasi, ekstrinsik, merupakan, aktivitas, yang dimulai dan diteruskan, berksaran kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya seorang siswa rajin belajar unguek memperoleh hadiah yang telah dijanjikan6. Dimyati dan Mudjiono (1994: 84) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik, yaitu pada saat siswa menyadari pentingnya belajar, dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain7. Tidak berbeda dengan Prayitno (2005: 14) yang menyatakan bahwa antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Di samping itu joga motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik8. Winkel (2005: 182) juga menyebutkan beberapa yang dapat menimbulkanmotivasi ekstrinsik adalah: (1) menggunakan berbagai insentif, baik yang bertujuan supaya siswa mempertahankan perilaku yang tepat maupun yang bertujuan agar siswamenghentikan perilaku yang tidak tepat, (2) mengoreksi dan mengembalikan pekerjaan ulangan Pekerjaan, rumal, dalam, waktu, sesingkat, mungkin, disertai, spesifik, mengenai, hasil, pekerjaan, itu, dalam, bentuk, kata-kata atau nilai, dan (3) menggunakam berbagai bentuk kompetisi / persaingan dalam kombinasi dengan kegiatan belajar koperatif9. 3. PERANAN MOTIVASI DALAM BELAJAR Menurut Hamzah (2009: 27) motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individual, termasuk perilaku yang sedang belajar. (A) menetukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, d) Menentukan ketekunan belajar. uma. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, tanate bantuan tabel tersebut, seorang anak akan memecahkan material matematika dengan bantuan tabel logaritma. Dalam kaitan itu, anak, berusaha, mencari, buku, tabel, matematika. Upaya untuk, mencari, tabel, matematika, merupakan, peran, motivasi, yang, dapat, menimbulkan, penguatan, belajar. Palavras-chave para este projeto de mergulho bahwa de mergulho para homens e mulheres que usam um pano de lençol para um dia de trabalho. Dengan kata lain, motives dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat kemaunnya untuk belajar. Seorang guru peru memahami suasan itu agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingakungan siswa sebagai sesuatu yang bisa menarik mina para o casamento belajar. Hal itu tidak cukup dengan membro sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaitkan isi pelajaran dengan perangkat apapun yang berbeda yang paling dekat dengan siswa di lingkungannya. B. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikit banyak telah diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termoactivei elektronik karena tujuan elektronik elektronik itu dapat melahirkan kemampuan di bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan rádio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka rádio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivosi untuk, karena diámetro tela mengalami tujuan belajr itu sendiri. C. Motivosi Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak yang telah termobrasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengar harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam, hal, itu, tampak, bahwa, motivasi untuk, belajar, menyebabkan, seseorang, tekun, belajar. Sebaliknya, apabila seseorang, kurang, atau, tidak, memliki, motivasi, untuk, belajar, maka, dia, tidak, tahan, lama, belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal-hal yang dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangrar berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR Seperti se encontra em baixo da área secular da motivaçao e encontra-se intransigente. Dan ketika kita bicara tentang hal-hal yang bisa mempengaruhi motivasi, tidak berbeda dengan jenis motivasi itu sendiri, ia bisa berasal dari dalam individu (interna) atauberasal dari luar individu (eksternal). uma. Faktor Internal Faktor interno. Adalah faktor yang mempengaruhi minato belajar siswa yang berasal dari individu siswa itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, (2007). Faktor interno terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan10. Tidak jauh berbeda dengan Sugiharto dkk, Muhibbin (1999: 131) menyatakan bahwa faktor interno (faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri) (1) aspek fisologis, segala sesuatu yang bersifat fisik atau jasmaniah (2) aspek psikologis , Hal-hal yang bersifat rohaniah11. B. Faktor Eksternal Faktor Eksternal. Adalah faktor yang mempengaruhi minato siswa dalam belajar yang berasal dari luar indivíduo siswa itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, (2007: 76) faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, relaça antara anggota keluarga, sua própria rumana, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latina belakang kebudayaan12. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metodo mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, sekolah disiplin, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metodo belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarkat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media masa. 5. TEKNIK MEMBERI MOTIVASI PADA SISWA Os prós estão equipados com as manchas de esmalte e as manchas de massa. Oleh sebab itu, guru peru menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang óptima, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, seingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif13. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan guru sebagai upaya untuk motivasi siswanya: Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik, hasil kerja siswa, dan hasha belajar siswa / prestasi yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pernyatan seperti, 8220 Bagus sekali.8221, 8220Hebat8221, 8220Menakjubkan8221, 8220Nice work8221, 8220Bem done8221 dan ungkapan motivative lainnya, selain memotivasi siswa juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi antara guru dengan siswanya. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Guru bisa memajang hasil, misalan nilai ulangan harian siswa de tempat tertentu sehingga siswa bisa tahu akan kemampuannya sendiri. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya unindo meningkatkan motivasi belajar siswa. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh peserta didik. Menggunakan materi yang dikenal peserta didik sebagai contoh dalam belajar. Gunakan kaitan unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah di fahami. Menuntut foi criado por um designer de artesanato. Menggunakan simulasi permainan. Um membro de um grupo de países que participam da reunião é membro do conselho de administração. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dari keterlibatan peserta didik dalam kegiatan belajar misal kehilangan kepercayaan diri, kecewa, ketidak nyamanan dll. Memahami iklim kelas dan sekolah Memória do jogo kewibawaan guru secara tepat. Memperpadukan motivo-motivo yang kuat. Memperjelas tujuan belajar. Merumuskan tujuan-tujuan belajar sementara. Misturador de hash kerja yang telah dicapai. Menciptakan suasana persaingan sehat antara peserta didik. Memberikan contoh yang positifBab I Pendahuluan A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika peru diberikan kepada sema peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali merkan dengan kemampuan berpikir logis, analite, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik siswa merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih membilh berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu modelo pemilajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. B. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan modelo pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran. Bab II Modelo Pembelajaran Kooperatif A. Pengertian Modelo Pembelajaran Kooperatif Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagiano yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005), modelo de programa de pedais de berçário de pedófilo para o programa de ensino de matemática para o ensino secundário e para o ensino secundário. Pedomão itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu modelo pembelajaran yang dapat diterapkan guru adala modelo pembelajaran kooperatif. Apakah modelo pembelajaran kooperatif itu Modelo pembelajaran kooperatif merupakan suatu modelo pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan renda) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, Suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Modelo pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), o modelo semântica pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada modelo pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan modelo pembelajaran yang lain. Modelo de Tujuan pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa mening kat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Modelo Pembelajaran Kooperatif Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. 2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui baía semua anggota 3.kelompok mempunyai tujuan yang sama. 4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. 6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminuta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sedangkan ciri-ciri modelo pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Siswa dalam kalompok secar kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memmiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. 3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individual. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Terdapat 6 (enam) langkah dalam modelo pembelajaran kooperatif. 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru, menyampaikan, tujuan, pembelajaran, dan, mengkomunikasikan, kompetensi, dasar, yang, akan, dicapai, ser, memotivasi, siswa. 2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa. 3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa. 4.Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar. 5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang material pembelajaran yang telah dilaksanakan. 6.Memberikan penghargaan. Membro do Guru membro que tem um indivíduo e um kelompok. Bab III Modelo Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe Student Achievement Team Divisão (STAD) yang Oleh dikembangkan Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang empalidecendo Sederhana, Dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Divisão de Desempenho de Equipe de Estudante (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa beira dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah homens e mulheres pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa, dikenai, kuis, tentang, materi, itu, dengan catatan, saat kuis, mereka, tidak, boleh, saling, membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika. Modelo Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Aprendizagem Cooperativa yang pada menekankan aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk Saling memotivasi dan Saling membantu dalam menguasai materi Pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informações sobre o tema baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks. B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Modelo STAD. 1.Persiapan Materi dan penerapan siswa dalam kelompok Sebelum menyajikan guru Harus mempersiapkan Lembar kegiatan dan Lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 8211 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada: a) akademik. Kemampuan (Pandai, Sedang dan Rendah) Yang didapat dari Hasil akademik) sebelumnya skor Awal (. Perlu diingat pembagian, itu, harus, diseimbangkan, sehingga, setiap, kelompok, terdiri, siswa, dengan, siswa, dengan, tingkat, prestasi, seimbang. B). Jenis kelamin, latta belakang sosial, kesenangan bawaan / sifat (pendiam dan aktif), dll. 2. Penyajian Materi Pelajaran a. Pendahuluan Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentando konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti apresentasi guru dengan seksama sebagai persiga untuk mengikuti tes berikutnya b. Pengembangan, Dilakukan, pengembangan, material, yang, sesuai, yang, akan, dipelajari, siswa, dalam, kelompok. Di sini siswa belayar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami kontra maka dapat beralih kekonsep lain. C. Praktek terkendali Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan Cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara Acak untuk menjawab atau menyelesaikan Masalah agar siswa selalu SIAP dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama. 3.Kegiatan kelompok Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahão yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selan materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru membro bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masala yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. 4.Evaluasi Dilakukan selama 45 8211 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Seilah kegiatan apresenta um guru dan kegiatan kelompok, um siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil avaliado digunakan sebagai nilai perkembangan indivíduo dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. 5. Penghargaan kelompok Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super. 6.Perhitungan ulang skor awal que pengubahan kelompok Satu periode penilaian (3 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor avaliado sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudiano dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain. C. Materi Matematika yang Relevância das denominações STAD. Materi-materi Matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Estudante Divisões Achievement Team (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, dasar konsep-konsep dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, Himpunan-Himpunan, Bilangan jam, dll. Dengan, penyajian, materi, yang, tepat, menarik, bagi, siswa, sewing, halnya, pembelajaran, kooperatif, tipe, STAD, dapat, memaksimalkan, proses, pembelajaran, sehingga, ding, meningkatkan, prestasi, belajar, siswa. D. Keunggulan Modelo Pembelajaran Tipe STAD Keadgulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalá adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan indivíduo, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. BAB IV Simpulante de Saran 1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda 2. Pembelajaran dengan pendekatan ketoperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari professor centro menjadi estudante centrado. 3. Pada intinya konsep dari modelo pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudiano siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim tahal menguaiaran pelajaran tersebut 1.Diharapkan guru mengekanan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam kooperativ sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan Mengembangkan enviou fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan Dikembangkan. Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Modelo-modelo Pembelajaran). Jacarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP. Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika. Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Modelo dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat de PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika. Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya. Mungkin bisa berguna bagi anda. Demakian hasil perburuan makalah saya Tunggu postingan berikutnya. Salam goldenfuture89Menjadi guru yang disukai, bukan, perkara, mudah, tapi juga, tidak sulit, saya pribadi, pun, masih, dalam, upaya untuk, bisa, disukai, siswa. Namun tidak ada yang tidak mungkin dunia di ini, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Berikut ini adalah caranya. Tidak terlalu banyak melaksanakan metode ceramah Conectando com um amigo usando o navegador siswa lakukan. Jika anda sebagai guru berharap siswa e um hormad pada anda, silahkan terlebih dahulu menjaga harga diri siswa anda di kelas. Jika marah atau kecewa pada siswa, berbicara lah pada mereka dan bukan berteriak. Berunda senyum tulus pada semua siswa. Siswa yang dicap sebagai anak yang 8216bermasalah8217 akan luntur dan akan menyukai anda jika anda berikan senyum pada mereka. Memotivasi siswa dengan cara memotivasi dan bukan menyindir. Menggunakan humor pada tempat dan saat yang tepat. Mudah diafragma de bermuda de siswa velho que bukan menjadi teman siswa. Mudah diajak berteman artinya e um pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional. Berusaha menjadi têman siswa hanya akan menyulitkan situasi anda dikemudian hari. Penyabar dan menganggap semua siswa sedang berproses. Hindari meneruskan warisan guru lain dengan melanjutkan cap yang sudah diterima oleh siswa tertentu. MENJADI GURU INSPIRATIF amp DISENANGI SISWA Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekedar dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan tauladan, tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Guru inspiratif bukanlah sekedar berkompeten sesuai dengan akademiknya, mampu mengajar didepan kelas, membuat soal-soal, dan menentukan kelulusan siswa. Guru inspiratif harus memiliki kepribadian yang menarik sehingga dapat menstimulasi siswa untuk mengembangkan potensi diri, menumbuhkan kesadaran siswa dalam meraih masa depannya, dan menjalin kehangatan interaksi antara guru dan siswa sehingga guru tidak lagi dianggap sebagai sosok angker yang menakutkan, tetapi dapat menjadi mitra belajar yang menyenangkan. Lalu, bekal apakah yang harus kita miliki agar menjadi guru yang penuh inspiratif dan disenangi oleh siswa Peningkatan kemampuan akademik dan skill mengajar merupakan modal dasar yang harus dimiliki. Akan tetapi tetapi tak boleh dikesampingkan pula bekal-bekal berikut ini : A. Berpandangan Positif Terdapat kecenderungan pada diri manusia untuk membentuk pribadinya sesuai apa yang ia bayangkan atau inginkan. Hasil yang kita capai dalam membina diri pribadi adalah sesuai dengan apa yang kita sanjung dalam hati kita atau apa yang kita tidak sukai, kita sendirilah yang menentukan batas kemampuan diri kita ini. Apakah pekembangan kemajuan diri kita itu masih lanjut atau mundur sampai batas tertentu saja. Seseorang yang memilih cara berpikir dan bersikap positif akan terus menghasilkan buah pikiran yang positif pula sekaligus merangkul harapan rasa optimis dan daya cipta. Sebaliknya seorang yang mengindap pikiran negative tentu saja melibatkan dirinya dalam proses negatif pula. Sebab ia terus-menerus menyalurkan pikiran yang negatif. Tindakan-tindakannya pun akan bersifat negatif terhadap lingkungan sekelilingnya. Seorang mengindap pikiran negatif akan memantulkan buah pikiran negatif dan akan memetik hasil yang negatif pula atas dirinya. Seperti yang dikatakan oleh Willian James, seorang ahli filsafat dan ilmu jiwa : 8220Penemuan terbesar dalam generasi umat manusia sekarang ini adalah, bahwa manusia itu bisa merubah cara hidupnya dengan cara merubah jalan pikirannya8221 Pandangan positif seorang guru sangatlah penting untuk diperhatikan. Satu hal yang sangat berpengaruh pada diri siswa. Guru harus menampakkan secara jelas dan benar-benar jelas kepada siswanya bahwa kita mempercayai. Sebagai guru, kita percaya bahwa semua siswa mampu dan memiliki motivasi untuk sukses. Buatlah siswa yakin bahwa kita benar-benar mempercayainya. Guru harus berusaha percaya bahwa siswa ingin melakukan yang tebaik, mereka ingin brhasil dan mendapatkan kesuksesan. Hasil sebuah pengamatan menunjukkan bahwa guru cenderung lebih suka tersenyum, mengobrol dengan akrab dan berbicara dengan cara lebih intelek dan penuh humor kepada kelompok siswa yang berkategori pandai daripada kelompok siswa yang biasa-biasa saja. Sedangkan, kepada siswa yang kurang pandai, guru cenderung berbicara lebih keras, lambat, jarang tersenyum, berinteraksi dengan kalimat-kalimat perintah serta lebih otoriter. Tampaknya, guru memperlakukan siswa sesuai dengan cap yang dilekatkan pada diri mereka kelompok siswa pandai, bodoh, atau nakal. Demikianlah realitas yang terjadi, kita sering terbawa oleh prasangka atau anggapan, baik prasangka yang diciptakan oleh diri kita sendiri maupun dibentuk oleh lingkungan. Marilah kita simak cerita tentang prasangk dibawah ini. Seorang pemuda yang baru saja lulus dari sebuah universitas diterima sebagai tenaga pengajar di sebuah sekolah. Kepala sekolah berkata kepada pemuda itu, 8220Anda akan mengajar sebuah kelas yang luar biasa. Anak-anaknya cerdas luar biasa dan aktif. Seluruh potensi ada pada mereka. Saya percaya, pasti Anda akan berhasil mengantarkan mereka menjadi siswa-siswa yang sukses. Selamat bekeeja. 8220 Kepala sekolah itu menjabat tangan guru yang baru dengan erat, menatap mata dengan sungguh-sungguh dan menambahkan sebuah tepukan di bahu. Dengan semangat bergelora, guru baru itu pun mulai mengajar. Namun, apa yang dijumpainya Dia mengajar di sebuah kelas yang penuh berisi anak-anak yang berkategori bandel, banyak provokator dan segala crri lain yang bernuansa negatif. Beberapa bulan dia mengajar di kelas itu, belum juga berhasil menguasai kelas. Namun, satu hal yang dia pegang erat-erat, pesan kepala sekolah, bahwa dia diberi kelas yang lua biasa dengan anak-anak yang cerdas di dalamnya. Jadi, jika ia belum dapat menguasai kelas, maka mungkin dirinyalah yang belum bisa mengajar. Maka, guru baru itu pun pontang-panting belajar, mencoba banyak cara untuk benar-benar dapat membuat siswa di kelasnya menampilkan kecerdasannya. Satu semester berlalu, usahanya belum tampak berhasil. Dan dia tetap beusaha menjadi guru yang seprofesional mungkin untuk siswa-siswinya yang di sebut luar biasa cerdas oleh kepala sekolah tersebut. Dan pada akhir tahun pelajaran, usahanya ini sungguh memperoleh hasil yang memuaskan. Siswa mengikuti kegiatan belajar dengan penuh kesadaran dan semangat yang tinggi. Siswa mulai berani menunjukkan potensi kecerdasan dirinya, baik dalam bidang bahasa, matematika, sosial maupun seni. Pada akhir tahun ajaran itulah kepala sekolah kembali menjabat erat tangan guru barunya, dengan tatapan yang sungguh-sungguh dan sebuah tepukan di bahu. Pada saat itulah kepala sekolah membeberkan sebuah cerita yang mengejutkan. Sebenarnya kelas itu adalah kelas yang paling dihindari oleh semua guru. Guru-guru lama sudah kewalahan menangani mereka dengan segala tingkah polah yang serba merusak sementara minatnya terhadap pelajaran sangat kecil. Bayangkan, bagaimana jika awal kepala sekolah sudah mengatakan bahwa guru baru itu diberi kelas yang penuh dengan trouble maker, bandel, suka mencontek dan lain sebagainya. Pasti, akhir dari cerita di atas akan berbeda. Itulah, kehebatan dampak sebuah prasangka yang mengubah dunia. Oleh karena itu, marilah kita biasakan berprasangka baik dan berpandangan positif dalam setiap denyut kehidupan yang kita jalani. B. Menjalin Ikatan Emosional Fakta menunjukkan bahwa siswa akan senang hati mengikuti kegiatan belajar jika gurunya menyenangkan. Pelajaran yang dianggap sebagian orang sulit pun akan menjadi lebih mudah jika siswa memiliki ikatan emosional yang baik dengan gurunya. Bahkan, jika guru itu difavoritkan, siswa dapat mengingat kata demi kata hingga titik koma yang diucapkan gurunya. Luar biasa, bukan Akan tetapi, sebaliknya jika guru itu tidak disenangi siswa entah karena guru itu terlalu galak, pilih kasih, pernah menyinggung perasaan siswa, atau sebab lain, maka sepintar apapun guru mengajar, suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Boleh jadi, siswa menjadi antipasti dengan mata pelajarannya. Kalimat-kalimatnya segera mereka lupakan begitu lepas ujian semester. Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa siswa menjadi menutup diri ketika kita marah-marah padanya Ketika otak menerima ancaman atau tekanan, kapasitas saraf untuk berpikir rasional jadi mengecil. Kondisi ini dapat menghentikan proses belajar pada saat itu dan setelahnya. Pada saat seperti ini kemampuan belajar siswa benar-benar berkurang. Pernahkah kita menjumpai seorang guru yang jengkel menghadapi siswanya yang tidak segera paham sehingga guru itu mengulang-ulang penjelasannya. dan lama kelamaan suaranya dihiasi dengan tekanan-tekanan seperti orang marah Dengan cara itu guru mengharap siswanya segera paham, padahal pada saat yang sama sebenarnya siswa itu sedang menghadapi suasana ancaman sehingga dia merasa tertekan. Dan sesungguhnya dengan cara seperti itu kemampuan siswa untuk belajar semakin berkurang. Bayangkan, guru menginginkan siswanya paham justru ketika dia membuat suasana yang menyabotase kemampuan otak siswanya. Jadi, dapat dipastikan kegagalanlah yang diperolehnya. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk membangun ikatan emosional siswa adalah. 1. Membuka Kran Komunikasi Membuka komunikasi dengan niatan yang tulus dan penuh kasih sayang merupakan kunci utama terbukanya pintu-pintu rahasia keharmonisan guru dan siswa. Komunikasi terbuka akan membuat guru dapat berbicara secara jujur dan penuh kasih mengenai penamatannya tanpa membuat siswa bersikap defensif. Hal ini disebabkan guru cukup peduli untuk memberi umpan balik kepada mereka. Jika guru berinteraksi dengan siswa dalam pandangan yang positif dan tercipta hubungan yang positif pula, maka guru dapat berbicara langsung kepada siswa tentang hal yang terpenting dalam hidupnya, siapa diri mereka dan bagaimana mereka menampilkan diri. Mereka menginginkan hal ini dari guru secara jujur dan penuh dukungan. Dalam hubungan yang sehari-hari menghormati dan menghargai orang yang kita cintai. 2. Memperlakukan Siswa Sebagai Manusia Sederajat Betapa pun usia siswa masih kanak-kanak, perlakukan siswa seperti kita ingin diperlakukan mereka. Jika kita ingin dihormati maka hormati juga mereka. Jika kita ingin dihargai haknya, maka hargai juga hak mereka. Jika kita ingin didengar mereka, maka kita harus mendengar mereka terlebih dahulu. 3. Lembut dan Hangat Semua bentuk interaksi guru dengan siswa haruslah dilandasi dengan kasih sayang dan kelembutan. Ini memang klasik, tetapi inilah yang terpenting. Sebab Allah swt telah berjanji akan memberikan kepada kelembutan, sesuatu yang tidak diberikan oleh-Nya kepada yang lain. Jadi, seandainya guru selalu gagal mengatasi kenakalan siswa, padahal telah menggunakan berbagai metode pendekatann, bisa jadi itu disebabkan ia belum optimal dalam bersikap lemah lembut. Agar interaksi dengan siswa selalu harmonis, guru harus mampu memastikan lahirnya dua hal, yaitu guru mencintai siswa dan siswa menangkap cinta gurunya itu. Hati hanya dapat disentuh dengan hati pula. Sesuatu yang keluar dari hati maka akan tembus kehati. Jika kita mencintai siswa dengan tulus, maka siswa pun merasakan cinta gurunya tersebut dan siswa pun akan mencintai kita. Dari Aisyah ra. ia berkat bahwa Rasulullah saw bersabda. 8220Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan dalam semua urusan.8221 (H. R. Muslim). Kepada orang yang berperilaku lembut, terutama terhadap mereka yang urusannya berda dalam tanggung jawabnya, Rasulullah bersabda. 8220Ya Allah, siapapun yang mengatur urusan umatku, lalu ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dirinya. Dan, siapa pun yang mengatur urusan mereka lalu ia bersikap lembut terhadap mereka, mak santunilah mereka. (H. R. Muslim dari Aisyah) C. Membuat Aturan Main Bersama Peraturan sungguh perlu, tetapi. tetapi hendaknya dibuat secara bersama-sama sehingga timbul kesadaran dan tanggung jawab untuk melaksanakan peraturan tersebut. Namun, sebelum diterapkan sebuah aturan sebaiknya dibangun dahulu suasana keterbukaan dan kehangatan sehingga masing-masing orang dapat berpendapat dengan bebas. Sedikit meemakan waktu memang, tetapi cukup efektif, terutama dalam pengelolaan kelas. Pengalaman menunjukkan bahwa menggunakan minggu pertama sekolah untuk menata suasana yang hangat tidak hanya membangun suasana untuk sepanjang tahun, tetapi juga akan menghemat waktu dalam pengelolaan kelas. Tingkat hubungan ini menghasilkan keuntungan tambahan. Jika guru memahami dan bersedia menjalin hubungan saling pengertian dengan siswa, maka guru akan mendapatkan izin untuk menuntut tanggung jawab atas perkataan dan perbuatan mereka. Mereka pasti dengan suka rela melaksanakan aturan tersebut. Hal ini juga membawa konsekuensi logis bahwa meeka pun berhak menuntut hal yang sama dari kita sebagai guru mereka. D. Membuat Kegembiraan Jika guru secara sadar dapat menciptakan kegembiraan ke dalam pekerjaannya, maka kegiatan mengajar dan belajar akan lebih menyenangkan. Kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif menjadi positif, hubungan yang kaku manjadi cair. Bayangkan jika suasana menegangkan di atas selalu ada dalam proses kegiatan belajar maka sekolah tak ubahnya seperti penjara yang merengut kebebasannya untuk berpikir, berekspresi dan beraktualisasi diri. Oleh karena itu, marilah kita buat suasana belajar dalam keceriaan dan warnai hari-hari kita dengan kegembiraan. Kita masih mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan kembali siswa-siswa kita dengan ketaktuban dan kegembiraan belajar. Dengann suasana belajar yang menyenangkan pastilah akan bermunculan inspirasi-inspirasi baru yang menyegarkan. Inspirasi ini tidak hanya diciptakan oleh guru, tetapi sangat mungkin inspirasi tumbuh dari dalam diri siswa sendiri. E. Memberi Pujian Pujian merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada seseorang. Hampir semua orang suka dipuji karena dalam pujian terkandung pengakuan seseorang atas keberadaannya. Dr. Devey berkata bahwa dorongan yang terkuat dalam diri seseorang ialah. 8220Keinginan untuk dirinya supaya dianggap penting dan dihargai. Dan William Yones berkata. 8220Naluri yang terpendam dalam diri manusia ialah rasa diri ingin dihargai orang lain. 8220 Dan hasrat ini tetap menggelora ataupun terpendam didalam diri setiap orang. Akan tetapi, sungguh sayang masih jarang guru yang memberikan pujian secara tulus. Pada umumnya guru lebih memerhatikan sanksi-sanksi yang layak diberikan kepada siswa daripada memujinya. Kita memberikan pujian hanya diperuntukkan bagi siswa yang berprestasi secara akademik. Memberikan pujian hanya ditujukan untuk membanding-bandingkan antara si pintar dan si bodoh sehingga justru dapat menyakitkan orang lain. Pujian sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah. Caranya pun terbilang gampang. Hanya saja memberikan pujian terasa sulit dilakukan karena pengakuan diri kita terlalu besar sehingga cukup sulit untuk berendah hati mengakui kebesaran orang lain. F. Berani Mengambil Resiko Berani mengambil resiko tidak hanya berlaku di dunia usaha. Mentalitas semacam itu perlu pula kita tanamkan dalam proses pengajaran. Dan sebenarnyanya jangan jadikan resiko itu sebagai penghambat kemajuan kita. Justru resiko adalah tantangan yang perlu kita hadapi dan selalu berupaya bagaimana mengatasinya. Sebagai seorang guru yang inspiratif tentu kita tak boleh puas hanya dengan satu model pembelajaran. Bahkan, seandainya model pembelajaran itu kita anggap sangat memuaskan, kita harus senantiasa mencari dan menerapkan model pembelajaran yang baru. Tentu saja, cara semacam itu penuh resiko karena tidak semua model pembelajaran yang kita tawarkan dapat memuaskan dan menyenangkan. Namun, dengan keberanian mencoba, kita menjadi tahu kelebihan dan kelemahan metode mengajar kita.. G. Menjadi Teladan Dalam filsofofi jawa dikatakan bahwa guru merupakan akronim dari kata digugu (diyakini) dan ditiru (dicontoh). Segala perkataan dan tindakan guru akan selalu menjadi pusat perhatian siswa. Dan entah disadari atau tidak semua yang dilakukan guru akan mudah ditiru oleh siswa. Demikian dahsyatnya pengaruh guru maka kita harus senantiasa menjaga kontempalsi diri atas segala hal yang telah dipebuat. Jangan sampai terjadi perilaku buruk kita menjadi potret yang akan ditiru oleh siswa. Niat menjadi guru teladan bukanlah sesuatu yang muluk, tetapi memang sebuah kewajiban. Niat tersebut akan menjadi penerang langkah hati kita dan pendorong semangat kita. Yakinkan dalam segala gerak langkah kita bahwa kita akan menjadi teladan bagi siswa dan lingkungan kerja. Menjadi teladan memang bukan hal mudah karena secara manusiawi kita pasti memiliki kekhilafan. Akan tetapi yang penting kita lakukan adalah kejujuran untuk mengakui kesalahan kita dan berupaya untuk memperbaikinya. Dengan cara semacam ini kita akan tampil secara wajar dan orang lain pun akan melihatya secara utuh. DAFTAR PUSTAKA 1. Acep Yonni dan Sri Rahayu Yunus, (2011). Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif amp Disenangi Siswa. Pustaka Widyatama. yogyakarta 2. Abdullah Munir, (2010). Super Teacher. PT. Bintang Pustaka Abadi. Yogyakarta. 3. Dale Carnegie. (1979). Cara Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang. Percetakan Offset Gunung Jati. Jacarta.

No comments:

Post a Comment